Tentu pasti tahu bahwa obat
tradisional itu adalah obat tanpa efek samping, bila dosis yang kita
minum sesuai dengan keadan kita (yang sakit).
Untuk menggunakan obat tradisional penurun panas deman, perlu di ketahui bahwa ada 3 jenis demam, yaitu:
1. Demam fisiologis, seperti kekurangan cairan (dehidrasi), suhu udara yang terlalu panas, dan lain-lain.
2. Demam karena infeksi yang suhunya
bisa mencapai lebih dari 38°C. Penyebabnya beragam, yakni infeksi virus
(seperti flu, cacar, campak, SARS, flu burung, demam berdarah, dan
lain-lain) dan bakteri (tifus, radang tenggorokan, dan lain-lain).
3. Demam noninfeksi, seperti kanker, tumor, atau adanya penyakit autoimun seseorang (rematik, lupus, dan lain-lain).
Nah, dari ketiganya, hanya demam yang disebabkan oleh infeksi dan
noninfeksi sajalah yang memerlukan obat tradisional penurun panas. Untuk
mempercepat proses penurunan panasnya, selain ramuan tradisional yang
diminum, dapat juga diberikan baluran atau kompres untuk membantu.
Akan halnya demam fisiologis, tak diperlukan obat-obatan penurun
panas karena umumnya jarang melebihi 380°C. Untuk menurunkan suhu tubuh,
cukup diberikan minum yang banyak dan diusahakan berada dalam ruangan
berventilasi baik atau berpendingin.
Aneka Obat Tradisional Penurun Panas Demam :
1. Pegagan (Centella asiatica L.)
Tumbuhan yang dikenal pula dengan nama daun kaki kuda ini tumbuh
merayap menutupi tanah. Daunnya berwarna hijau dan berbentuk seperti
kipas ginjal. Memiliki kandungan triterpenoid, saponin, hydrocotyline,
dan vellarine. Bermanfaat untuk menurunkan panas, revitalisasi tubuh dan
pembuluh darah serta mampu memperkuat struktur jaringan tubuh. Pegagan
juga bersifat menyejukkan atau mendinginkan, menambah tenaga dan
menimbulkan selera makan.
Caranya : Rebus 1 genggam pegagan segar dengan 2 gelas air
hingga mendidih dan airnya tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3 bagian dan
diminum 3 kali sehari.
2. Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.)
Penampilan temulawak menyerupai temu putih, hanya warna bunga dan
rimpangnya berbeda. Bunga temulawak berwarna putih kuning atau kuning
muda, sedangkan temu putih berwarna putih dengan tepi merah. Rimpang
temulawak berwarna jingga kecokelatan, sedangkan rimpang bagian dalam
temu putih berwarna kuning muda.
Temulawak memiliki zat aktif germacrene, xanthorrhizol, alpha betha
curcumena, dan lain-lain. Manfaatnya sebagai antiinflamasi
(antiperandangan), antibiotik, serta meningkatkan produksi dan sekresi
empedu. Temulawak sejak dahulu banyak digunakan sebagai obat penurun
panas, merangsang nafsu makan, mengobati sakit kuning, diare, mag, perut
kembung dan pegal-pegal.
Caranya : Cuci bersih 10 gram rimpang temulawak. Parut dan
tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil
sarinya. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3
campuran madu dan temulawak, kemudian berikan 3 kali sehari.
3. Bawang merah (Allium cepa L.)
Bawang merah sering digunakan sebagai bumbu dapur. Memiliki kandungan
minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan
floroglusin.
Caranya: Kupas 5 butir bawang merah. Parut kasar dan
tambahkan dengan minyak kelapa secukupnya, lalu balurkan ke ubun-ubun
dan seluruh tubuh.
4. Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
Selain daun kembang sepatu, Anda juga dapat memanfaatkan daun kapuk atau daun sirih.
Kembang sepatu mengandung flavonoida, saponin dan polifenol. Daun kapuk
mengandung flavonoida, saponin dan tanin. Daun sirih mengandung
flavonoida, saponin, polifenol, dan minyak atsiri.
Caranya: Cuci bersih daunnya, keringkan dengan lap bersih,
panaskan sebentar di atas api agar lemas. Remas-remas sehingga lemas,
olesi dengan minyak kelapa, kompreskan pada perut dan kepala.
5. Meniran (Phyllanthus niruri L.)
Tinggi tanamannya mencapai 1 meter, tumbuh liar, daunnya berbentuk
bulat tergolong daun majemuk bersirip genap. Seluruh bagian tanaman ini
dapat digunakan. Memiliki kandungan lignan, flavonoid, alkaloid,
triterpenoid, tanin, vitamin C, dan lain-lain. Bermanfaat untuk
menurunkan panas dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Caranya: Rebus 1 genggam meniran segar dengan 2 gelas air
hingga mendidih dan airnya tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3 bagian dan
diminum 3 kali sehari.
6. Air kelapa muda
Air kelapa muda banyak mengandung mineral, antara lain kalium. Pada
saat panas, tubuh akan mengeluarkan banyak keringat untuk menurunkan
suhu tubuh. Nah, untuk menggantikan keringat yang keluar, perbanyaklah
minum air kelapa.
7. Lempuyang Emprit (Zingiber amaricans)
Memiliki kandungan senyawa minyak atsiri, yaitu sekuiterpenketon yang
bermanfaat untuk menurunkan panas. Umumnya yang digunakan adalah
rimpangnya; warnanya putih kekuningan dan rasanya pahit.
Caranya: Cuci bersih 10 gram umbi lempuyang emprit. Parut
dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras,
ambil sarinya. Campur dengan 2 sendok makan (sdm) madu bunga kapuk, aduk
rata. Berikan 3 kali sehari.
8. Kunyit (Curcuma longa)
Memiliki kandungan minyak atsiri, curcumin, turmeron dan zingiberen
yang dapat bermanfaat sebagai antibakteri, antioksidan, dan
antiinflamasi (anti-peradangan). Selain sebagai penurun panas, campuran
ini juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Umumnya yang digunakan
adalah rimpangnya; warnanya oranye.
Caranya: Cuci bersih 10 gram umbi kunyit. Parut dan
tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil
sarinya. Tambahkan dengan perasan 1/2 buah jeruk nipis. Campur dengan 2
sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian campuran madu dan
kunyit ini, kemudian berikan 3 kali sehari.
9. Sambiloto (Andrographis paniculata)
Seluruh bagian tanamannya dapat digunakan. Memiliki kandungan
andrografolid lactones (zat pahit), diterpene, glucosides dan flavonoid
yang dapat menurunkan panas. Bahkan pada tahun 1991 pernah diadakan
penelitian di Thailand bahwa 6 g sambiloto per hari sama efektifnya
dengan parasetamol.
Caranya: Rebus 10 gram daun sambiloto kering, 25 g umbi
kunyit kering (2,5 ibu jari), dan 200 cc air. Rebus hingga mendidih dan
airnya tinggal 100 cc, kemudian saring. Setelah hangat, tambahkan 100 cc
madu bunga kapuk atau mahoni, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian, berikan
3 kali sehari.
Perlu diperhatikan obat tradisional penurun panas Demam dengan dosis yang tepat tidak akan menimbulkan efek samping dan aman. Berikut dosis yang direkomendasikan untuk anak:
Usia Dosis
Bayi 1/8 dosis dewasa
2-5 tahun 1/4 dosis dewasa
6-9 tahun 1/3 dosis dewasa
10-13 tahun 1/2 dosis dewasa
14-16 tahun 3/4 dosis dewasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar