Perawatan sepeda motor yang menggunakan peranti pengabutan bahan bakar
berupa injektor, sejatinya tidak jauh berbeda dengan yang menggunakan
karburator. Kalau pun ada perbedaan, hanya pada bagian-bagian yang perlu
mendapatkan perhatian ekstra serta interval waktu perawatan saja.
"Intinya, perawatan ini untuk menjaga agar kinerja motor dengan sistem
injeksi tetap prima, dan mencegah terjadinya kerusakan di injektor,"
pemilik motor harus membersihkan injektor setiap
sepeda motor telah digunakan menempuh jarak 2.000 kilometer. "Namun, ada
beberapa komponen yang perlu diganti setelah motor menempuh jarak itu,"
Bila pemilik malas untuk melakukan perawatan, maka kinerja motor pun tidak akan maksimal. Boros bahan bakar.
1. Selang Saluran Bahan Bakar
Injektor berfungsi menyemprotkan kabut bahan bakar dengan tekanan tinggi
ke mesin yang takaran dan waktunya diatur oleh peranti Electronic
Control Unit (ECU).
Selain berperan penting dalam menentukan proses pembakaran di ruang
bakar mesin, peranti ini juga sangat menentukan boros tidaknya konsumsi
bahan bakar sebuah motor. Namun, ketepatan sistem kerja itu juga
tergantung komponen lain, termasuk selang dan pompa bahan bakar.
Bila selang kotor atau bocor, maka kerja injektor tidak akan maksimal.
Oleh karena itu, selang wajib diperiksa setelah motor menempuh jarak
2.000 kilometer.
2. Pompa Bahan Bakar
Bila sepeda motor telah lebih dari 50 ribu kilometer atau kelipatannya, maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan pompa bahan bakar.
Mendeteksi gejala masalah di peranti ini cukup mudah. Caranya, hidupkan
mesin motor di tempat yang tidak bising, kemudian dengarkan di bagian
tangki apakah ada suara mendenging atau mendesing.
"Jika terdengar ada suara mendesing, berarti filter fuel pump terganggu," terang Zainal.
Bila hal itu terjadi, maka Anda harus membersihkannya dan sekaligus
menguras tangki bahan bakar. Melalui cara itu, Anda akan mendapatkan
hasil yang lebih maksimal.
3. Pastikan Ketepatan Posisi Klep Injektor
Meski waktu dan tekanan ke klep diatur oleh ECU yang telah diprogram
oleh pabrikan. Namun, tak jarang posisi klep mengalami perubahan karena
berbagai penyebab.
Oleh karena itu, agar kerja injektor benar-benar tepat, maka pastikan
klep berada posisi yang tepat. Artinya, tidak terlalu renggang dan juga
tidak terlampau rapat.
Bila terlalu renggang maka asupan bahan bakar ke peranti itu berlebih
dan sebaliknya bila terlalu rapat. Akibatnya, semprotan kabut bahan
bakar ke ruang bakar juga tidak ideal seperti takaran dari pabrik.
Walhasil, proses pembakaran tidak sempurna dan tenaga mesin loyo atau
motor boros bahan bakar. "Orang sering tidak menyadari bahwa akar
masalahnya ada di klep ini. Karena percaya telah diatur ECU,"
4. Periksa Rutin Busi dan Bersihkan Filter Udara
Busi merupakan pemantik api yang dibutuhkan saat proses pembakaran di
ruang bakar. Ketepatan pantikan api dari busi dengan semburan bahan
bakar yang bercampur udara di ruang bakar sangat menentukan sempurna
tidaknya proses pembakaran.
Proses pembakaran yang tidak sempurna selain menjadikan bahan bakar
mubazir, tenaga dari mesin pun loyo. Oleh karena itu bersihkan busi,
atur ulang tingkat kerenggangan sumbu dan kutub busi.
Begitu pun dengan filter udara. Bila kotor segera bersihkan, sedangkan
bila sel-sel kertas telah sangat kotor atau rusak lebih baik segera
menggantinya.
Pasalnya, filter yang rusak atau kotor menjadikan hembusan udara ke
ruang bakar juga terhambat. Padahal, kesempurnaan proses pembakaran di
ruang bakar mesin sangat ditentukan oleh komposisi yang ideal antara
udara dan bahan bakar.
5. Rawat ECU Dengan Baik
ECU merupakan otak yang mengatur keseluruhan unit injektor, baik takaran
bahan bakar yang disemprotkan maupun buka tutup klep injektor.
Sehingga, bila peranti ini terganggu maka kerja injektor juga tidak akan
berjalan sebagaimana mestinya. Satu di antaranya, semburan bahan bakar
yang tidak sesuai dengan takaran.
Akibatnya, stasioner mesin juga tidak stabil. Bila tingkat kerusakan di
ECU telah parah, maka kendaraan tidak akan bisa dijalankan alias mogok.
Ada beberapa penyebab kerusakan ECU, di antaranya adalah gangguan
kelistrikan karena over supply, voltase sumber kelistrikan rendah,
korsleting dan lain-lain.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk secara rutin memeriksa kabel
kelistrikan. Bila Anda melakukan modifikasi yang memerlukan tambahan
asupan tenaga listrik, sebaiknya dipikir ulang efeknya ke sistem
kelistrikan.
Pastikan keberadaan aksesoris tambahan itu tidak berpengaruh ke sistem kelistrikan dan mengganggu ECU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar